Sunday, December 12, 2010

Cerpenget seri 3 / So Called Ending

ini mungkin hari terakhir, saya di jakarta, saya harus pindah
saya dan keluarga, akan berpindah ke kota lain
cukup sedih, karena rumah ini sangat menjadi kisah klasik untuk masa depan

pagarnya yang eksotis, cukup 90 cm, maling pun tak memiliki konfidensi untuk melewatinya,
menurunkan kredibilitas kriminalisme sebut mereka

desainnya yang minimalis, tanpa ac, tanpa tv, tanpa mobil sedan, tanpa cet, dan diselubungi rayap murni dari australia, menjadikan rumahku menjadi yang terpandang di kawasan saya.

aku tidur, setelah minum kopi dicampur dengan teh dan susu
kopi biar ngantuk
teh biar saya selalu manis
dan susu biar saya tumbuh seperti bina
raga
wan

ditengah tidur saya, sebuah sms masuk,
agung,
agung,
agung telah lewat, karena penyakit pilek kronis komplikasinya tadi siang
dari ibu2 yang di busway yang mamanya agung

saya menangis
2 menit palingan

lalu tidur

akhirnya dengan berat, kami pindah,
saya mengemasi barang, setelah masuk dalam kemasan, kami pun berangkat
barang2 ada di truk sedang kami naik taksi,
kira 7 menit kami tiba di luar kota


sedih saya cukup terobati
ternyata rumah kami masih satu komplek dengan rumah yang lama
ksumringahan saya menjadi2
ktika tau bahwa ruma kami yang baru menganut tipe maximalis

dengan bangga langsung kusms, smua kawan2ku,
'RUMAHKU BESAR HAHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHHAHA
asik keren'
rendi

hape kumasukkan ke kantong,

terjadi gempa,

saya berpegangan, ibu berpelukan dengan ayah, tukang taksi ketiduran

gempa selesai,

rumahbarukurata.

ringtone hapeku berdering
' untuk kita renungkan-ebiet g ade'