Saturday, December 18, 2010

Cerpenget seri 4 / So Called Ending

sudah 24*7*2 jam kami tinggal di rumah baru kami
susun 20

kami kaya?
belum,kok.

lagian orang kaya juga rumahnya ga susun 20 , paling 3 susun kaya rantangan anak sd, susun 3, nasi, lauk, ama choki 3 batang,
enak kali yak,

kami akhirnya pindah ke rumah susun, berkaitan nasi telah jadi bubur, rumah digodek gempa lalu kabur, kami tak bisa tidur,
rumah susun jadi pilihan kami,

saya, rendi, malam itu jam 11:11*twitter sedang boker dengan kedamaian penuh kehikmatan dan rasa bersyukur,
satu demi satu mereka pergi
tanpa pamrih,
saya pun melepas kepergian mereka dengan lapang buah pantat,
mereka pergi tuk selama2nya,

radioku mengalun, 'aku masih disini-ungu'
seakan mereka tak sanggup berpisah dariku,

tengah malam , seperti biasa ku mandi,
kali ini ada sentuhan berbeda yang merupakan ekspektasi saya sebagai buah cinta orang tua terhadap saya

saya tidak menemukan sabun batangan (yang semoga) berisi duit 100.000 kata mbak2 yang putih2 di televisi,
tapi citra mata saya tertuju pada sebuah botol berisi bubuk,

2010 teman2, inovasi bukan tak mungkin
dengan intelijensia saya, yang tak kalah dengan bocah2 yang masuk metro tivi karena menang lomba sains,
saya pun, tak kalah,
saya pun pernah masuk tivi,
sebagai mahasiswa berprestasi dibidang kecantikan paras, keserasian otak dan syaraf, dan kesemampaian tubuh.

kata mereka otak saya seksi,

saya berpikir, deterjen ada yang bubuk, cet ada yang bubuk, minuman ada yang bubuk,

AH mungkin ini sabun bubuk!
ah iya!
betul !

3 menit saya taburin blom ada busa sih
tapi kata papa t bob, airnya harus diobok2, oke gua coba
tetep ga berbusa, malah makin keset,

jam stengah 1 subuh saya ingat ada teknologi yang namanya bedak,saya terduduk
sabun kecintaanku terdiam menyapa dari bawah kloset.

No comments: